walking to the teks fiya

SELAMAT MENIKMATI APA YANG SAYA SAJIKAN FIYA ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

Senin, 23 Februari 2015

Biopori, Apa & Bagaimana Membuatnya ?
Membuat sumur resapan kalau di daerah Bandung, dengan ukuran 2 x 2 x 2 m3 biayanya lumayan juga, sekitar 4,5 juta rupiah (thn 2010). Pengerjaannya cukup cepat, 2 hari selesai. Biasanya usaha jasa septik tank yang mempunyai keahlian membuat sumur resapan.
Nah, kalau segitu mahal dan belum tentu ada lahan yang bisa dibongkar, solusi lain adalah lubang BIOPORI. Alatnya terdiri dari mata bor (biasanya diameter 10cm), tangkai dan stang putar. Biasanya lubang Biopori dibuat sedalam 1m. Kalau kita hitung berapa kali permukaan tanah (yang dapat menyerap air) yang kita peroleh dengan lubang biopori adalah sbb:
  • Tanpa lubang Biopori luas permukaan tanah dengan diameter 10 cm adalah 3 x 5 x 5 (phi dibulatkan =3), yaitu 75 cm2
  • Dengan lubang Biopori, luas permukaan tanah :
    • Luas silinder dengan tinggi 100 cm diameter 10 cm adalah (keliling) x (tinggi) = 2 x 3 x 5 x 100 = 3000 cm2
    • Luas lubang dasar = 75 cm2
    • Total luas 3075 cm2
    • Jadi dengan lubang Biopori luas permukaan menjadi 41 kali, artinya dapat menyerap 41 kali lebih banyak dibandingkan permukaan tanah dengan diameter 10 cm.
Seharusnya pada kenyataannya jumlah air yang diserap lebih banyak lagi karena permukaan seluas itu nantinya akan mempunyai porositas yang lebih baik karena adanya aktifitas mikro organisme di dalam tanah karena adanya bahan kompos yang kita masukkan ke dalam lubang Biopori.
Volume lubang biopori 1 m = luas penampang x tinggi = 75 x 100 cm3 = 7.5 liter (lebih karena ada pembulatan), cukup untuk sampah dapur 2-3 hari. Namun akan menyusut seiring belangsungnya proses pengomposan.
BAGAIMANA MEMBUATNYA ?
Pembuatan lubang Biopori cukup mudah dan dapat dicicil. Pertama kita tentukan letak lubang Biopori. Biasanya dibuat di jalur aliran air hujan atau tempat yang lebih rendah sehingga banyak air menggenang. Lubang di sekitar tanaman dapat membantu menyuburkan tanaman tersebut. Jarak antar lubang tergantung keadaan di lapangan, tetapi sebaiknya tidak kurang dari 30 cm. Setelah titik lubang ditentukan, sebelum membuat lubang, siapkan wadah (ember atau plastik digelar) untuk tempat tanah hasil pengeboran supaya area sekitar tidak kotor. Kira2 1 lubang perlu wadah sebesar kaleng cat ukuran 1 pail. Langkah pengeboran sbb :
1.    Putar alat Biopori searah jarum jam. Jika bagian atas mata bor sudah tertutup tanah, angkat alat, keluarkan tanahnya, tampung di wadah. Boleh saja setelah agak dalam baru diangkat tetapi akan terasa lebih berat. Pengeboran dengan arah vertikal.
2.    Pengeboran dilanjutkan sampai kedalaman lubang mencapai 1 m.
3.    Jika permukaan air tanah kurang dari 1 m, kedalaman dibuat kurang dari kedalaman permukaan air tanah karena kompos akan membusuk akibat terendam air terus menerus.
4.    Jika di tengah-tengah terdapat batu sehingga pengeboran tidak dapat diteruskan, hentikan pengeboran, namun lubang tetap dapat dipakai. Jika batu dapat dihancurkan (misal dengan linggis), pengeboran dapat diteruskan.
5.    Mulut lubang boleh diperkuat dengan paralon 4 inci atau semen setinggi sekitar 2 cm, namun alami tertutup rumputpun cukup bagus.
6.    Cuci dan bersihkan terutama mata bor setelah selesai pakai agar tidak mudah berkarat
Isi lubang Biopori boleh apa saja, tetunya yang organik, seperti dedaunan, hasil pangkasan rumput dan sampah sisa dapur. Lubang yang sudah penuh nantinya akan berkurang/menyusut lagi karena proses pengomposan. Lubang resapan Biopori ini juga dapat dibuat di sepanjang selokan. Jika bagian dasar sudah disemen dapat dilubangi sebesar lubang biopori.
http://www.famorganic.com/images/contoh3.jpg
http://www.famorganic.com/images/contoh1.jpg



PENGENALAN SEKOLAH ADIWIYATA 
Apa Itu ADIWIYATA ?
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna: Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
TUJUAN PROGRAM ADIWIYATA
Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Disamping pengembangan norma-norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yaitu: partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran; serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperensif.
INDIKATOR DAN KRITERIA PROGRAM ADIWIYATA
A. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan b e r k e l a n j u t a n .
Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain:
  • 1. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
  • 2. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.
  • 3. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan dan non-kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.
  • 4. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
  • 5. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan s e k o l a h yang bersih dan sehat.
  • 6. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.
B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu local).
Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara lain:
  • 1. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.
  • 2. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar.
  • 3. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
  • 4. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.
C. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya.
Kegiatan-kegiatan tersebutantara lain:
  • 1. Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis patisipatif di sekolah.
  • 2. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
  • 3. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
D. Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah
Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup, antara lain meliputi:
  • 1. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup.
  • 2. Peningkatan kualitas penge-lolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah.
  • 3. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK).
  • 4. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat.
  • 5. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.
PENGHARGAAN ADIWIYATA
Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penghargaan diberikan pada tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun).
Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas 2 (dua) kategori, yaitu:
  • 1. Sekolah Adiwiyata adalah, sekolah yang dinilai telah berhasil dalam melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup.
  • 2. Calon Sekolah Adiwiyata adalah. Sekolah yang dinilai telah berhasil dalam Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup.
Pada tahun 2007 kuesioner yang diterima oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dari seluruh Indonesia sebanyak 146 sekolah yang berasal dari 17 propinsi. Setelah melalui tahaptahap seleksi penilaian, maka ditetapkanlah 30 sekolah sebagai calon model sekolah Adiwiyata tahun 2007. Sedangkan 10 sekolah yang telah terseleksi sebelumnya di tahun 2006 (meliputi ruang lingkup Pulau Jawa) ditetapkan sebagai sekolah penerima penghargaan Adiwiyata sesuai dengan kategori pencapaiannya.
TATA CARA PENGUSULAN CALON PENERIMA PENGHARGAAN ADIWIYATA
Setiap Sekolah dapat diajukan oleh Pemerintah Daerah sebagai calon Sekolah Adiwiyata sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Pengajuan calon sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan mengisi kuesioner dan menyertai lampiran yang diperlukan sesuai dengan formulir yang telah disediakan oleh Kantor Negara Lingkungan Hidup.
Calon sekolah Adiwiyata dan sekolah Adiwiyata akan diteliti lebih lanjut oleh Dewan Pertimbangan Adiwiyata.
Penerima penghargaan calon dan sekolah Adiwiyata ditetapkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup.
MEKANISME PENILAIAN PROGRAM ADIWIYATA
Pada dasarnya peluang mengikuti program Adiwiyata terbuka bagi seluruh sekolah di tanah air Indonesia. Mengingat keterbatasan yang ada dan kepentingan dari semua pihak terkait, maka dalam proses seleksi dan peni laian, Kementerian Negara Lingkungan Hidup dibantu oleh berbagai pihak, antara lain: Pemerintah Daerah setempat (dalam hal ini dikoordinir oleh BPLHD/Bapedalda Propinsi), bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Akademisi dan pihak swasta lainnya.
Tim Penilai Adiwiyata pun terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yaitu: Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, LSM yang bergerak di bidang lingkungan, Jaringan Pendidikan Lingkungan, Perguruan Tinggi, Swasta dll. Sedangkan Dewan Pengesahan Adiwiyata terdiri dari Pakar Lingkungan, Pakar Pendidikan Lingkungan, wakil dari Perguruan Tinggi dlsbnya.
3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.
3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycleReuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduceberarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Melakukan 3R (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari. Mengelola sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan tanpa biaya. Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita.
Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
  • Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.
  • Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.
  • Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
  • Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
  • Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
  • Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
Contoh kegiatan reduce sehari-hari:
  • Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
  • Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
  • Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali).
  • Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
  • Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
  • Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
  • Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.
Contoh kegiatan recycle sehari-hari:
  • Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
  • Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
  • Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.
  • Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.
3R atau (Reuse, Reduce, dan Recycle) sebenarnya sederhana dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja serta tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun dari 3R yang sederhana ini bisa memberikan dampak yang signifikan bagi penanganan sampah yang sering menjadi permasalahan di sekitar kita. Ingin melihat dampaknya, langsung saja dicoba!
                                                                 SLOGAN 

                                                                    SLOGAN

 CONTOH PENANAMAN

 BAHAN 3R

 PEMANFAATAN 3R

 3R

PENGOLAAN

Senin, 16 Februari 2015


Sekolah kami berada di Kota Malang, yang tepatnya di Jalan Teluk Bayur no.02 Kecamatan Blimbing. Sekolah kami sudah lolos Adiwiyata tingkat nasional dengan bimbingan Bapak Kepala SMPN 14 Malang yang juga dibantu oleh Bapak/Ibu guru. Dalam mengikuti program Adiwiyata ini, kita tidak hanya asal-asalan untuk mendapat gelar Sekolah Adiwiyata, namun tujuan kita memang untuk menjaga lingkungan sekitar kita dengan membiasakan hidup sehat dan bersih. 

Untuk kelancaran progam Adiwiyata ini, sekolah kita membuat Tim Polisi Hijau dan Tim Kader. Tim Polisi Hijau bertugas menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dengan berpatroli setiap hari. Mereka tak segan-segan menegur siswa yang dengan sengaja atau tidak sengaja membuang sampah sembarangan. Demikian juga dengan Tim Kader. Tim Kader disekolah kami dibimbing oleh Bapak/Ibu guru kita sendiri, berikut Tim Kader yang ada di sekolah kami :
  • Kader Lingkungan : Tugasnya hampir sama dengan Polisi Hijau, yakni bertugas untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan patroli keliling sekolah.
  • Kader Sampah :  Bertugas memilah sampah sesuai jenisnya dan mengangkut sampah yang ada di tong sampah sekolah bagian dalam lalu memindahnya ke TPA yang berada di sekolah bagian depan.
  • Kader Taman : Bertugas mengondisikan taman-taman disekolah agar tetap bersih dan merawat tanaman yang ada di taman tersebut
  • Kader Toga : Bertugas menanam dan merawat Tanaman Toga ( Tanaman Obat Keluarga ) yang beberapa kita olah untuk dijadikan jamu.
  • Kader Holtikultura : Bertugas menanam dan merawat tanaman holtikultura serta menjaga kebersihan tanaman tsb, disekolah kami ada beberapa tanaman holtikultura, mis: Terong, Kubis, Sawi, dll.
  • Kader Kantin : Bertugas menjaga kebersihan kantin sekolah.
  • Kader Kamar Mandi : Bertugas menjaga kebersihan kamar mandi siswa. Kader kamar mandi dibagi menjadi dua, yaitu kader kamar mandi laki-laki dan perempuan.
  • Kader UKS : Bertugas menjaga kebersihan ruang UKS, serta mengecek obat-obat yang ada di UKS
  • Kader Biopori : Bertugas membuat lubang Biopori untuk resapan air dan membersihkan sampah yang masuk di lubang Biopori
  • Kader Kompos : Bertugas membuat pupuk kompos dari sampah dedaunan yang di dapat dari kader Sampah.
Untuk Tim Kader tsb. kita lebih aktif di hari Jumat, karena pada hari Jumat, sebelum pelajaran dimulai, ada aktifitas GREEN AND CLEAN yang dimana siswa  yang termasuk Tim Kader menjalankan tugasnya, ada juga yang membersihkan kelas, ada yang mengikuti dan istigosa (jadwal menyesuaikan). Kegiatan ini sangat bermanfaat, karena wawasan siswa juga bertambah, selain itu dengan lingkungan yang bersih, kegiatan belajar mengajar pun menjadi nyaman. 

Senin, 09 Februari 2015

upaca bendera 17 agustus

Upacara 17 augustus 2015 adalah upacara yang terindah dan terbagus dari upacara yang sebelumnya   dari siswa paskibra angkatan 10 2015 .paskibra SMPN 14 Malang